PENDAHULUAN
kekuatan politik Islam juga mengalami kemunduran-kemunduran secara drastis, Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan dari tentara mongol.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani di Turki merupakan kerajaan yang pertama berdiri, dan juga yang terbesar dan paling lama bertahan di banding dua kerajaan lain yaitu Mughal dan Safawi. Kerajaan Turki Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner dalam perkembangan dunia Islam pada massanya dan juga kehancurannya menjadi sebuah pembuka masuknya era industrialisasi ke dunia Islam.
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya kerajaan ini sering bentrok dengan kerajaan Usmani. Karena kerajaan Safawi berbeda dengan kerajaan Usmani dan Mughol. Kerajaan ini menyatakan Syi’ah sebagai madzab negara. Maka, kerajaan Safawi dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran dewasa ini.
PEMBAHASAN
A. Kejayaan Peradaban Kerajaan Safawi di Persia
Ismail memproklamirkan diri sebagai raja pertama dinasti Safawi yang kemudian disebut Ismail I. Ia berkuasa selama 23 tahun (1501-1524 M). Dalam waktu sepuluh tahun ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Hanya dalam masa sepuluh tahun wilayah kekuasaannya sudah meliputi Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur. Ambisi politik mendorongnya untuk mengembangkan sayap menguasai daerah-daerah lainnya bahkan ke Turki Usmani. Ismail mengahadapi musuh yang kuat dan membenci golongan Syi’ah. Peperangan antara Safawi dan Turki Usmani terjadi pada 1514 M di Chaldiran dekat Tabriz yang menyebabakan Safawi mengalami kekalahan sehinnga Tabriz dapat dikuasai oleh Turki Usmani.
Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri Ismail sehingga ia lebih senang menyendiri, berburu dan hura-hura. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan segitiga antara suku-suku Turki, pejabat-pejabat keturunan Persia, dan Qizilbash untuk merebut pengaruh dalam memimpin Safawi.
Keadaan ini baru dapat diatasi setelah Safawi dipimpin oleh Raja Abbas I yang memerintah dari tahun 1588-1628 M. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam memulihkan kerajaan Safawi adalah dengan cara :
1. Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi dengan membentuk pasukan baru yang beranggotakan budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, dan sircassia yang telah ada sejak raja Tahmasp.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan cara Abbas I berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam ( Abu Bakar, Umar, Usman ) dalam khotbah Jumatnya. Untuk mewujudkan perjanjian ini, raja Abbas I terpaksa harus menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan sebagian wilayah Luristan. Sedangkan sebagai jaminan atas syarat-syarat itu, ia juga menyerahkan saudara sepupunya yang bernama Haidar Mirza sebagai sandera di Istambul.
Usaha-usaha tersebut berhasil membuat Safawi kembali kuat. Abbas I kemudian memusatkan perhatiannya untuk merebut kembali daerah kekuasaan yang hilang. Pada tahun 1598 M, ia menyerang dan menaklukkan Herat. Dari Herat ia melanjutkan serangan menuju Marw dan Balkh. Setelah kekuatan terbina dengan baik, ia juga berusaha mendapatkan kembali wilayah kekuasaannya dari Turki Usmani. Rasa permusuhan antara dua kerajaan yang berbeda aliran agama ini memang tidak pernah padam sama sekali. Abbas I mengarahkan serangan-serangannya ke wilayah kekuasaan kerajaan Turki Usmani.
Pada tahun 1602 M, di saat kerajaan Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Muhammad III, pasukan Abbas I menyerang dan berhasil menguasai Tibriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan kota-kota Nakhchivan, Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat juga dikuasai pada tahun 1605-1606 M. Selanjutnya pada tahun 1622 M pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
Pada masa kekuasaan abbas I merupakan masa kejayaan dinasti Safawi. Kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai antara lain :
1. Bidang Politik
Abbas I mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
2. Bidang Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian Safawi menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Prancis yang sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi.
Di samping sektor perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).
3. Bidang Ilmu pengetahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada masa kerjaan Safawi tradisi keilmian ini terus berlanjut.
Sejumlah ilmuan yang selalu hadir di majlis istana yaitu Baha al-Dina al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar al-Din al-Syaerazi, filosof, dan Muhammad al-Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan observasi tentang kehidupan lebah.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, kerajaan Safawi dapat dikatakan lebih berhasil daripada dua kerajaan besar Islam lainnya, seperti: Turki Usmani dan Mughal pada masa yang bersamaan.
4. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Kemajuan bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini menjadi kota yang sangat indah.
Selain itu, sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum.
Di bidang seni, kemajuan nampak terlihat pada gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti: terlihat pada masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah yang dibangun tahun 1603 M. unsur seni lainnya terlihat juga dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenunan, mode, tembikar, dan benda seni lainnya.
Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmaps I, raja Ismail I pada tahun 1522 M dengan cara membawa seorang pelukis timur ke Tibriz yang bernama Bizhad.
Demikianlah bentuk-bentuk kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi hingga kemudian berangsur mengalami kemunduran. Kemajuan yang dicapai Safawi menjadikannya sebagai salah satu kerajaan besar Islam yang disegani lawan politik dan militernya. Walaupun tidak setaraf dengan kemajuan Islam pada masa klasik, namun kerajaan ini mampu memberikan kontribusinya dalam mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, peninggalan seni, dan gedung bersejarah.
KESIMPULAN
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya kerajaan ini sering bentrok dengan kerajaan Usmani. Karena kerajaan Safawi berbeda dengan kerajaan Usmani dan Mughol. Kerajaan ini menyatakan Syi’ah sebagai madzab negara. Maka, kerajaan Safawi dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Pada masa kekuasaan abbas I merupakan masa kejayaan dinasti Safawi. Kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai antara lain :
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
4. Bidang Pembangunan fisik dan seni
Demikianlah bentuk-bentuk kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi hingga kemudian berangsur mengalami kemunduran. Kemajuan yang dicapai Safawi menjadikannya sebagai salah satu kerajaan besar Islam yang disegani lawan politik dan militernya. Walaupun tidak setaraf dengan kemajuan Islam pada masa klasik, namun kerajaan ini mampu memberikan kontribusinya dalam mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, peninggalan seni, dan gedung bersejarah.