Ramadhan di Mesir (bag.I)

Ramadhan adalah bulan yang tidak asing lagi bagi umat Islam, bahkan di tunggu setiap tahun kedatangannya. di balik fadilah dan hikmah bulan agung ini, banyak sekali hadits dan atsar yang menenrangkannya. di sini sedikit penulis ingin berbagi ramadhan di "negeri seribu menara" atau "negeri para nabi' Mesir. sangat berbeda sekali ramadhan di neggeri Musa ini.



Kalo ramdhan di Indonesia cendrung dengan ngabuburit tadarus tongtekan waktu sahur dan sebagaiya. Di Mesir nuansa ramdhan sangat terasa sekali nuansa keislamannya. bahkan ada tradisi kuno lampu antik yang bernama Fanous di pajang sepanjang gang jalan, depan rumah dan kafe-kafe masyarakat, ini pertanda bulan ramadhan karem telah tiba.

Banyak cerita tentang asal muasal penggunaan fanous. Apakah ini benar-benar berasal dari adat Islam itu sendiri ataukah datang dari peradaban terdahulu.

Ada klaim yang mengatakan bahwa, penggunaan lampu yang bercorak warna warni ini berasal dari kebiasaan orang-orang yahudi. Orang kristen pun ternyata serinng menggunakan lampu-lampu ini untuk memperingati perayaan hari besar agama mereka, layaknya orang yahudi.

Muizz Lidinillah, Beliaulah orang pertama yang membawa lentera ini ke Mesir. Beliau adalah Khalifah pertama dinasti Fatimiyyah di Mesir. Saat beliau melakukan perjalanan masuk ke Kairo setelah pulang dari berkunjung ke Baitullah, Beliau beserta rombongan membawa lampu-lampu yang berwarna warni ini.

Setelah itu lampu lampu ini mulai digunakan oleh keluarga kerajaan. Biasanya, gadis gadis kerajaan yang keluar pada malam hari akan membawa beberapa anak kecil yang ditugaskan untuk membawa lampu lampu ini, sehingga orang-orang yang lewat akan memberi jalan untuk mereka.

Mesir yang juga berjuluk gudang ilmu dan peradaban dunia ini. terbukti adanya univeritas Islam tertua Al Azhar al-Syarif yang berdiri tahun 361 H. pada masa Kerajaan Fatimiyah ini. Sebagai bukti kuat, Islam sangat kaya dengan ulama'-ulama'ya. maka tidak heran jika bulan suci ramdhan ada pemandangan yang langka bahkan jarang di temuai di negara-negara Arab lainnya. yaitu kebiasaan masyarkat Mesir tadarus atau membaca al-Qur'an di setiap sudut kota desa akan kita temukan orang membawa al-Qur'an dan membacanya samabil menunggu aktifitas dan menunggu kendaraan transportasi di kota ini.

Bahkan aktifitas membaca buku dan khusunya kalau di bulan ramdhan ini membaca al-Qur'an adalah hal yang lumprah di kalangan masyarkat. makanya saya dan teman-teman masyarakat Indonesia di mesir tak malu-malu juga mengikuti kebiasaan masyarakat Mesir yang bernuansa ibadah ini.

Indah dan menyenangkan ramadhan di bumi Kinanah ini. di samping banyaknya kegiatan religi seperti pengajian, bakti sosial, juga yang tak kalah selalu terkenang bagi kita kalau ramdahn adalah, pada waktu buka puasa kita tidak harus susah payah mencari makan buka puasa, karna di pinggir-pinggir jalan sepanjang kota Kairo ini, banyak sekali jamuan ramdhan (Maedatur Rahman) secara gratis yang di sajikan oleh masyarkat maupun lembaga-lembaga sosial.

Bahkan tidak cuma begitu, di jalan-jalan kalau waktu buka puasa, para remaja Mesir membagikan kurma secara cuma-cuma bagi pengendara mobil yang lewat di jalan tersebut. Sungguh terasa kebersamaan dan nuansa ramadhan bersama masyarakat Mesir yang notabena mayoritas muslim ini. Dampak sosila dari puasa ramdhan di masyarkat Mesir sangat kuat sehingga antara yang kaya dan yang miskin sama rasa dan sama makan buka dan sahurnya.